Menanam padi pada pot, pernahkah terpikirkan oleh kita? Hal ini yang dilakukan oleh Ingkan seorang sarjana arsitektur lulusan Institut Teknologi Bandung yang memanfaatkan lahan di atas loteng rumahnya yang terbuat dari semen unutk membudidayakan tanaman yang bernama Oriza sativa. Ingkan sedari kecil memang ingin merasakan menanam padi hingga menjadi beras. Dengan cara menanam bibit padi di dalam polibag berukuran 60 cm x 40 cm.
Hanya denangan waktu 3 bulan merawat Oryza sativa, perempuan kelahiran Bogor, 27 Maret 1954 itu mewujudkan impian dengan merendam benih selama 2 malam. Ketika benih bertunas, ia menanamnya di pot berdia-meter 25 cm. Ingkan memanfaatkan campuran tanah dan kompos sebagai media semai. Setelah itu ia menutupi benih dengan tanah kira-kira setebal 1 cm.
Dengan penyiraman setiap pagi dan sore kemudian, memindahtanamkan bibit berumur 10 hari setinggi 10 cm ke polibag berukuran 60 cm x 40 cm. Media tanam berupa campuran tanah dan kompos dengan perbandingan 1:1. Kemudian diisi ke polibag hingga ketinggian 30 cm. Ia melipat sisa polibag yang tak terisi media.
Lain halnya dengan Darusalam (64) asal Panjalu Ciamis, ia juga memilih membudidayakan menanam padi dalam pot yang terbuat dari kaleng bekas atau ember bekas kemudian dibudidayakan di perkarangan rumahn. Menurutnya budidaya padi pada pot lebih mudah karena tidak perlu lagi kita membajak, mencangkul, dan mencabuti rumput di sawah. Hanya perlu menyiapkan ember lalu diisi lumpur kemudian ditanami bibit padi. Setelah itu, tinggal melakukan perawatan rutin seperti memberi pupuk dan menyiraminya. Satu-satunya kendala yang ditemui Darusalam adalah serbuan burung yang siap memakan bulir-bulir padinya yang sudah menguning.
Membudidayakan padi di polibag juga dapat menerapkan sistem tanam benih langsung. Artinya, tanpa harus disemaikan dulu, benih dibenamkan ke media tanam. Sebuah polibag cukup satu benih. Setelah itu taburi benih yang dibenamkan separuh kuku dengan kompos halus dan tutup dengan gelas plastik bekas minuman yang dilubangi bagian atasnya. Itu untuk mencegah burung memakan benih.
Agar drainase bagus, polibag dibuat 20 lubang di dasar dan dinding polibag. Tujuannya agar air tak menggenangi polibag. Sebuah polibag hanya ditanami satu bibit. Itu mengadopsi sistem penanaman intensif atau SRI System Rice Intensification yang kini populer di kalangan petani padi. Dengan hanya menanam satu bibit, menghindari persaingan untuk memperoleh hara. Kemudian, letakkan pula serpihan daun untuk menutupi media agar kelembapan terjaga sekaligus mencegah media cepat kering lantaran tingginya suhu di loteng. Pada siang hari suhu mencapai 31oC.
Hasilnya dari delapan pot yang di budidayakan oleh Darusalam akan dihasilkan dua kuintal yang dapat dipanen. Ternyata menanam di pot tidak kalah dengan menanam di sawah.
Sumber:
trubus-online.co.id
pikiran-rakyat.com
Hanya denangan waktu 3 bulan merawat Oryza sativa, perempuan kelahiran Bogor, 27 Maret 1954 itu mewujudkan impian dengan merendam benih selama 2 malam. Ketika benih bertunas, ia menanamnya di pot berdia-meter 25 cm. Ingkan memanfaatkan campuran tanah dan kompos sebagai media semai. Setelah itu ia menutupi benih dengan tanah kira-kira setebal 1 cm.
Dengan penyiraman setiap pagi dan sore kemudian, memindahtanamkan bibit berumur 10 hari setinggi 10 cm ke polibag berukuran 60 cm x 40 cm. Media tanam berupa campuran tanah dan kompos dengan perbandingan 1:1. Kemudian diisi ke polibag hingga ketinggian 30 cm. Ia melipat sisa polibag yang tak terisi media.
Lain halnya dengan Darusalam (64) asal Panjalu Ciamis, ia juga memilih membudidayakan menanam padi dalam pot yang terbuat dari kaleng bekas atau ember bekas kemudian dibudidayakan di perkarangan rumahn. Menurutnya budidaya padi pada pot lebih mudah karena tidak perlu lagi kita membajak, mencangkul, dan mencabuti rumput di sawah. Hanya perlu menyiapkan ember lalu diisi lumpur kemudian ditanami bibit padi. Setelah itu, tinggal melakukan perawatan rutin seperti memberi pupuk dan menyiraminya. Satu-satunya kendala yang ditemui Darusalam adalah serbuan burung yang siap memakan bulir-bulir padinya yang sudah menguning.
Membudidayakan padi di polibag juga dapat menerapkan sistem tanam benih langsung. Artinya, tanpa harus disemaikan dulu, benih dibenamkan ke media tanam. Sebuah polibag cukup satu benih. Setelah itu taburi benih yang dibenamkan separuh kuku dengan kompos halus dan tutup dengan gelas plastik bekas minuman yang dilubangi bagian atasnya. Itu untuk mencegah burung memakan benih.
Agar drainase bagus, polibag dibuat 20 lubang di dasar dan dinding polibag. Tujuannya agar air tak menggenangi polibag. Sebuah polibag hanya ditanami satu bibit. Itu mengadopsi sistem penanaman intensif atau SRI System Rice Intensification yang kini populer di kalangan petani padi. Dengan hanya menanam satu bibit, menghindari persaingan untuk memperoleh hara. Kemudian, letakkan pula serpihan daun untuk menutupi media agar kelembapan terjaga sekaligus mencegah media cepat kering lantaran tingginya suhu di loteng. Pada siang hari suhu mencapai 31oC.
Hasilnya dari delapan pot yang di budidayakan oleh Darusalam akan dihasilkan dua kuintal yang dapat dipanen. Ternyata menanam di pot tidak kalah dengan menanam di sawah.
Sumber:
trubus-online.co.id
pikiran-rakyat.com
1 komentar:
itu 8 (delapan) pot menghasilkan 2 (Dua) Kwintal / 200 Kg..??? Tidak Masuk akal.. Kecuali ditimbang beserta tanah dan Pot..
Posting Komentar